Beda Metode Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan

3 weeks ago 15
Petugas saat memantau hilal dengan teleskop (Dok JawaPos.com)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Penentuan awal Ramadhan selalu menjadi perhatian umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sebagai bulan suci penuh berkah, Ramadhan menjadi momen penting bagi umat Muslim untuk meningkatkan ibadah dan menjalankan puasa. Di Indonesia, penetapan 1 Ramadhan dilakukan melalui berbagai metode oleh pemerintah dan organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Penentuan Awal Ramadhan oleh Pemerintah
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar pemantauan hilal atau rukyatul hilal untuk menentukan awal Ramadhan 1446 H/2025 M. Pemantauan ini dijadwalkan pada 28 Februari 2025 di 125 titik yang tersebar di seluruh Indonesia.

Proses rukyatul hilal ini melibatkan para ahli falak dari Kemenag pusat dan daerah, serta bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Pengadilan Agama, organisasi Islam, dan instansi terkait lainnya. Hasil pemantauan hilal akan dibahas dalam sidang isbat yang digelar di Auditorium H.M. Rasjidi, Kantor Kemenag RI, Jakarta. Sidang ini akan dipimpin oleh Menteri Agama, Nasaruddin Umar, dan dihadiri oleh perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta berbagai tokoh Islam.

Keputusan sidang isbat akan menjadi acuan resmi bagi masyarakat dalam menjalankan awal puasa Ramadhan. Hingga saat ini, pemerintah belum menetapkan secara pasti tanggal 1 Ramadhan karena masih menunggu hasil rukyatul hilal dan sidang isbat.

Metode Penentuan Ramadhan oleh NU
Nahdlatul Ulama (NU) juga menggunakan metode rukyatul hilal dalam menentukan awal Ramadhan. Metode ini mengandalkan pengamatan langsung terhadap hilal atau bulan sabit muda yang menandai awal bulan baru dalam kalender Islam.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |