
FAJAR.CO.ID, TAPANULI UTARA -- Setelah sebelumnya ramai kasus polisi tembak polisi, kali ini kasus penipuan yang korban dan pelakunya sesama polisi juga jadi sorotan publik.
Kabar tersebut dibagikan akun undercover.id di Instagram. Korban diketahui bernama Bripka Shcalomo Sibuea, personel Polres Tapanuli Utara, Sumatra Utara (Sumut). Dia melaporkan rekannya sesama polisi atas kasus penipuan.
Ada pun terduga pelaku bernama Ipda Rahmadsyah Siregar yang bertugas di Dit Narkoba Polda Sumut.
Kasus penipuan dengan modus lolos Sekolah Inspektur Polisi (SIP) mengakibatkan Bripka Shcalomo rugi Rp850 juta.
Kuasa hukum Bripka Shcalomo, Olsen Lumbantobing, menjelaskan Ipda Rahmadsyah menawari kliennya lolos SIP melalui jalur khusus pada Desember 2023 lalu.
Ipda Rahmadsyah meminta pembayaran sebesar Rp600 juta agar Bripka Shcalomo dapat menjadi perwira.
Menurut Olsen Lumbantobing, kliennya percaya dengan ucapan Ipda Rahmadsyah karena mereka satu angkatan saat masih bintara.
Ipda Rahmadsyah juga baru saja lulus SIP sehingga Bripka Shcalomo mentransfer uang Rp600 juta.
"Desember 2023 si oknum polisi berpangkat Ipda menghubungi klien kami dan bilang dia bisa mengurus klien kami bisa lulus Sekolah Inspektur Polisi atau perwira dengan membayar Rp600 juta," ungkapnya
"Kemudian klien kami mengirim uang tersebut pada Desember 2023," bebernya.
Bripka Shcalomo kemudian mendaftar SIP pada Februari 2024, namun dinyatakan tak lolos.
"Namun saat pengumuman di bulan April 2024, namanya tidak terdaftar," imbuhnya.
Lantaran tak lolos, Ipda Rahmadsyah kembali meminta uang Rp250 juta agar ujian SIP dipermudah.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: