Pengamat Ekonomi, Ichsanuddin Noorsy (foto: ist)
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Isu mengenai aktivitas bandara, pelabuhan, dan tenaga kerja asing di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) kembali mencuat.
Untuk menjelaskan konteks sebenarnya, Ichsanuddin Noorsy, seorang ekonom dan pengamat kebijakan publik yang selama ini dikenal kritis terhadap tata kelola sumber daya dan praktik bisnis asing di Indonesia buka suara dan memberikan analisis tajam.
Ia mengaku memiliki informasi, analisis, dan data yang cukup lengkap terkait operasi industri di Morowali, termasuk rekrutmen tenaga kerja, kondisi pelabuhan, hingga isu perbedaan data ekspor-impor antara Indonesia dan China.
Ichsanuddin menjelaskan bahwa salah satu isu awal yang mencuat adalah terkait status bandara di kawasan IMIP, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Ia mengungkap bahwa semula terdapat aturan yang memungkinkan bandara tersebut menjadi bandara internasional, namun kebijakan itu kemudian dibatalkan dalam waktu singkat.
“KM 38 itu mengizinkan menjadi international airport tapi dalam hitungan bulan dibatalkan," ungkap Ichsanuddin Noorsy dalam program talkshow Rakyat Bersuara yang dityangkan di kanal Youtube Official iNews pada 2 Desember 2025.
Menurutnya, tidak masuk akal apabila ada penerbangan internasional masuk ke bandara yang berstatus domestik karena regulasi penerbangan internasional sangat ketat.
"Saya tidak meyakini bahwa ada international flight yang mendarat di situ regulasi penerbangan ketat," tegasnya.
Secara garis besar, ia ingin memperjelas bahwa isu bandara bukan masalah utama, melainkan indikasi awal dari persoalan yang lebih besar.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
















































