
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta Singapura untuk berinvestasi pada sektor hilirisasi di Indonesia apabila ingin membeli listrik hijau dari Indonesia.
“Dia (Singapura) harus melakukan investasi bareng, kan kita lagi dorong hilirisasi. Ya, dia juga melakukan investasi bareng, dong,” ujar Bahlil ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat.
Bahlil menyampaikan bahwa ekspor energi hijau berupa listrik dari Indonesia ke Singapura harus dibarengi dengan perlakuan yang adil antara kedua belah pihak.
Apabila Indonesia memberikan listrik hijau kepada Singapura, ujar Bahlil, maka Singapura juga harus memberi sesuatu kepada Indonesia.
“Ini kan di kawasan ASEAN, kami ingin untuk berbagi. Kami ingin berbagi dengan Singapura, tetapi Singapura bagi kita apa?” kata dia lagi.
Bahlil menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto meminta kepada dirinya untuk memprioritaskan kepentingan nasional dalam membuat kebijakan, termasuk terkait ekspor listrik ke Singapura.
Saat ini, katanya melanjutkan, tim Indonesia dengan tim Singapura sedang berunding untuk mencari format terbaik terkait ekspor listrik.
“Tim kami dengan tim dari pihak Singapura itu lagi berunding, lagi mencari formatnya yang baik,” kata Bahlil.
Ketika masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia siap mengekspor elektrifikasi hijau yang berasal dari energi baru terbarukan (EBT) ke Singapura dengan besaran 2-3 gigawatt.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: