
FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Penulis kondang, Tere Liye menilai Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa sama saja. Dibanding pendahulunya Sri Mulyani.
Dia menjelaskan persamaan tersebut dengan menggunakan analogi. Kondisi yang disebut kutukan penulis.
“Kalian tahu 'kutukan' seorang penulis?” tulis Tere Liye dikutip dari unggahannya di Instagram, Rabu (15/10/2025).
Dia bercerita bagaimana kebiasaan menulisnya dilakukan sejak sekolah. Bermula dari koran sampai di media sosial.
“Saya itu nulis di koran-koran (bukan medsos), sejak SMA kelas 2, usia 16 tahun. Lantas saya terus menulis. Nerbitin buku, koran nasional, nulis di medsos, dll dan sebagainya,” ujarnya.
Di titik itu, kata dia, kutukan penulis beraku. Saat banyak tulisan yang sudah tersebar ke publik.
“Apa 'kutukan' penulis? Dia dipaksa mengingat banyak hal. Karena tulisan itu kan sekali dikeluarkan, bahkan besok saat saya hapus di komputer, itu tulisan terlanjur dicetak di koran, diposting di medsos,” jelasnya.
“Jejak fisik dan digitalnya ada di mana-mana. Abadi,” sambungnya.
Tulisan lama tersebut, kata dia, pada dasarnya mengulang-ngulang saja.
”Maka artinya apa? Saat membaca lagi tulisan-tulisan lama, saya hanya bisa menghela napas. Ini ternyata hanya mengulang-ngulang saja,” imbuhnya.
Hal sama, kata dia, yang dilihat dari pergantian Menkeu. Dia seperti membaca tulisan puluhan tahun lalu, melihat Purbaya hari ini.
”Nah, menyaksikan tingkah laku netizen yang mulai menjilati Menkeu baru, duh duh, saya benar-benar seperti membaca dan menulis ulang tulisan-tulisan puluhan tahun lalu,” terangnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: