
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto mengungkap temuan beras berkutu yang sudah tidak layak konsumsi tersimpan di gudang Perum Bulog di Yogyakarta. Laporan Badan Urusan Logistik (Bulog) ke Kementerian Pertanian, ada sekitar 300 ribu ton dari 1,9 juta ton stok beras impor di seluruh Indonesia yang tak layak konsumsi.
Temuan beras berkutu tak layak konsumsi ini merupakan sisa impor beras tahun lalu. Beras berkutu itu tersimpan di Gudang Bulog di Yogyakarta.
Titik Soeharto menemukannya saat melakukan kunjungan reses ke Yogyakarta. Saat Titiek dan tim meninjau gudang Bulog, dia mendapati banyak beras berkutu yang sudah tidak layak konsumsi lagi.
“Kami menemukan masih banyak beras-beras sisa impor yang lalu di dalam gudang Bulog. Sudah banyak kutunya. Kami minta kementerian segera beras yang sudah tidak layak jual itu,” ujar Titiek.
Bila Titiek Soeharto menyebut beras berkutu itu sudah tidak layak konsumsi, pendapat berbeda dikemukakan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Dia mengklaim stok beras yang disebut berkutu di gudang Perum Bulog masih dapat dikonsumsi.
Menurutnya, agar beras berkutu itu dapat dikonsumsi, maka harus melalui proses fumigasi terlebih dahulu. Kutu-kutu pada beras bisa dihilangkan melalui proses pengendalian hama.
“Masih bisa dikonsumsi, beras berkutu itu artinya beras itu tidak mengandung zat kimia yang berlebihan," kata Arief.
Arief menjelaskan, pengawasan berkala seharusnya dilakukan pada stok beras di gudang Bulog. Tindakan seharusnya langsung dilakukan jika menemukan beras berkutu. "Itu sederhana banget. Tinggal difumigasi, selesai," ujarnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: