
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua I Badan Pengentasan Kemiskinan, Nanik Sudaryati Deyang, menyoroti kasus dugaan megakorupsi di Pertamina Patra Niaga yang semakin mengikis kepercayaan publik terhadap perusahaan pelat merah tersebut.
Menurutnya, skandal penjualan Pertalite yang dioplos menjadi Pertamax bukan sekadar persoalan hukum, tetapi juga bentuk pengkhianatan terhadap rakyat.
"Kasus Pertalite dikasih obat menjadi Pertamax sungguh melukai hati rakyat," ujar Nanik dalam pernyataannya, Minggu (2/3/2025).
Lebih lanjut, Nanik menyoroti bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap produk Pertamina kian menurun.
Ia mengungkapkan bahwa saat ini banyak masyarakat yang memilih untuk membeli BBM dari penyedia non-Pertamina, yang terlihat dari antrean panjang di SPBU non-Pertamina, sementara SPBU Pertamina justru sepi.
"Saat ini memang rakyat tidak mendemo kantor Pertamina, tapi demo rakyat adalah dengan tidak percaya dengan produk Pertamina," tegasnya.
Dikatakan Nanik, aksi boikot semacam ini jauh lebih berdampak dan menyakitkan bagi Pertamina dibandingkan aksi unjuk rasa.
Oleh karena itu, ia meminta agar Pertamina segera berbenah dan membersihkan diri dari berbagai kepentingan serta mafia yang bercokol di dalamnya.
"Berdemo dengan menghukum tidak membeli itu lebih menyakitkan. Makanya Pertamina harus segera berbenah," lanjutnya.
Tak hanya itu, Nanik juga mengkritik para karyawan Pertamina yang dinilainya terlalu arogan karena mendapat gaji besar, sementara perusahaan yang mereka naungi justru penuh dengan praktik korupsi.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: