
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Bollo, Antologi Manusia, dan Trend Asia menghadirkan Fermentasi Radiasi: Penciptaan Seni dalam 4 Babak. Pertunjukan yang mengintegrasikan jurnalisme investigasi dan seni.
Pertunjukan ini mengisahkan kehidupan warga Bantaeng yang ruang hidupnya tergerus oleh Kawasan Industri Bantaeng (KIBA). Diselenggarakan di Rumata Art Space, mulai 21-23 Februari 2025.
Pemimpin Redaksi Bollo.id, Didit Hariyadi mengisahkan bagaimana timnya melakukan investigasi di KIBA. Kehidupan warga berubah sejak adanya smelter.
“Liputan kami tahun 2024 lalu, kami melihat kondisi lingkungan di sekitar KIBA yang sangat berdebu seperti kabut. Tak hanya rumah, pohon, dan rumput yang berubah warna menjadi coklat, bahkan kami memotret ikan hasil tangkapan yang berubah warna menjadi coklat,” kata Didit.
Hujan debu setebal 2-3 cm, kepulan asap, dan suara bising dari smelter merangsek celah ruang hidup masyarakat. Lanskap ruang hidup yang diselimuti debu tak hanya bersifat korosif pada lingkungan, tetapi merambat ke ruang personal, seperti dapur, kamar tidur, dan kamar mandi yang berimbas besar pada kesehatan, tak terkecuali perempuan dan anak-anak.
“Atap rumah warga menjadi karatan dan roboh. Kami juga sempat membuktikan yang disampaikan warga dengan berkeliling dan membuka kacamata, tapi mata kami perih. Tim liputan Bollo.id juga tak pernah melepas masker karena debu yang sangat pekat,” ujar Didit.
Padahal, wilayah tersebut merupakan penghasil rumput laut dan batu bata merah, tapi kini sesak dengan kehadiran enam pabrik pengolahan nikel milik Huadi Group, yaitu PT Huadi Nickel Alloy Indonesia, PT Unity Nickel-Alloy, PT Downstone Energy Material, PT Huadi Wuzhou Nickel Industry, PT Yatai Huadi Alloy Indonesia, dan PT Hengseng New Energy Material Indonesia.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: