Dirintis Era Jokowi, Proyek DME Batu Bara Kini Bakal Dibiayai Danantara, Direktur Eksekutif IESR Beber Bahayanya

11 hours ago 8
Ilustrasi gedung Danantara (ist)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah tengah mendorong pengembangan proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai alternatif pengganti Liquified Petroleum Gas (LPG).

Langkah itu bertujuan untuk mengurangi impor LPG dan meningkatkan ketahanan energi nasional. Rencananya, proyek tersebut akan didanai oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Hal ini direspons oleh IESR (Institute for Essential Services Reform). IESR  merupakan sebuah lembaga think tank, yang secara aktif melakukan advokasi dan kampanye untuk menjamin tercapainya pemenuhan kebutuhan energi masyarakat, keadilan dalam pemanfaatan sumber daya alam serta memiliki tujuan keberlanjutan ekologi.

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa menyatakan, proyek DME ini tidak ekonomis. Pasalnya, biaya produksi DME batu bara sekitar $0,4–$0,5 per liter. Bisa murah jika mendapatkan subsidi.

“Kok begitu? Biaya produksi DME dari batu bara sekitar $0,4–$0,5 per liter. Bisa murah nggak? Hanya kalau harga #batubara disubsidi besar-besaran,” kata Fabny Tumiwa dikutip melalui keterangan akun resminya di X, Senin, (17/3/2025).

Namun masalahnya kata dia, jika bahan baku batu bara disubsidi, lalu harga jual DME juga disubsidi, beban keuangan negara semakin besar. Artinya, proyek ini bisa jadi beban APBN jangka panjang. 

Selain itu, proyek ini butuh offtaker (pembeli DME) jangka panjang agar investasi balik modal. 

“Tapi siapa yang bisa menjamin permintaan gas tetap tinggi di masa depan? Risikonya besar,” tuturnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |