
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis bedah saraf, Muhammad Kusdiansah, dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional dr. Mahar Mardjono Jakarta, menyampaikan bahwa pasien yang menjalani terapi pengobatan penyakit moyamoya dianjurkan untuk menjaga asupan cairan guna mencegah dehidrasi dan menghindari stroke berulang.
"Yang silent moyamoya jangan sampai terkena stroke. Tentunya kita bisa lakukan langkah-langkah pencegahan. Contoh yang paling penting adalah pasien tidak boleh dehidrasi, minumnya harus banyak," katanya dalam sebuah diskusi daring yang diikuti pada Kamis.
Ia menekankan pentingnya hidrasi dalam membantu kelancaran aliran darah ke otak yang terganggu akibat penyempitan pembuluh darah.
Selain itu, dokter Kusdiansah menyarankan agar penderita moyamoya menjaga tekanan darah tetap stabil dan menghindari aktivitas berat. Pasien juga disarankan menghindari stres dan kepanikan karena dapat menyebabkan hiperventilasi, yang bisa memicu pelebaran pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke berulang.
Dalam hal penanganan, pasien moyamoya bisa menjalani pembedahan atau terapi obat. Pembedahan bertujuan untuk mencegah stroke, sedangkan obat-obatan diberikan sebagai pengencer darah serta untuk mengatasi gejala seperti kejang dan sakit kepala.
"Pembedahan ada bypass atau revaskularisasi langsung, itu salah satu unggulan kami di RSPON. Kita selalu lakukan dan angka keberhasilannya cukup tinggi," katanya.
"Selain pembedahan, tentunya diikuti dengan rehabilitasi," ia menambahkan.
Terapi dianggap berhasil bila revaskularisasi berjalan efektif dan pasien tidak lagi mengalami serangan stroke. Pasien juga dapat kembali beraktivitas pascaoperasi, namun perlu kontrol rutin dan rehabilitasi medik untuk pemulihan keterampilan fisik.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: