
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Baru sehari setelah diresmikan, Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di Desa Pucangan, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban ditutup.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, penutupan mendadak itu dilakukan oleh mitra kerjasamanya, PT Perekonomian Pondok Pesantren Sunan Drajat.
Tidak tanggung-tanggung, unit usaha dari Pondok Sunan Drajat menarik seluruh barang dagangan mereka.
Padahal, sehari sebelumnya Presiden Prabowo Subianto meresmikan 80.081 KDMP.
Pengamat Politik dan Ekonomi Heru Subagia, menegaskan bahwa jauh sebelum dilaunching, KDMP telah mengalami kegagalan sistem.
"Jelas sekali kemarin Prabowo mengatakan Koperasi Desa dibiaya anggaran desa. Artinya skema anggaran desa menjadi portofolio utama membiayai secara menyeluruh daripada operasional koperasi desa," kata Heru kepada fajar.co.id, Rabu (23/7/2025).
Dikatakan Heru, hal tersebut bertolakbelakang dengan skenario awal ketika Koperasi Desa disebut akan dibiayai oleh bank yang terhimpun dalam BUMN.
"Ini menjadi penyebab utama Kepala Desa berbondong-bondong keluar dari arena launching koperasi desa ketika Prabowo pidato," sebutnya.
Mengambil contoh yang terjadi di Tuban, KDMP menggunakan pihak ketiga, ia menuturkan bahwa ada kesan dipaksakan.
"Ini menandakan, sepenuhnya dipaksakan. Hanya mengejar formalitas, legalitas, pertunjukan dan pertontonan nasional, yang konon untuk pembangunan ekonomi kerakyatan dalam basis ekonomi desa menjadi sebuah propaganda," imbuhnya.
Heru mengaku telah berbicara jauh hari sebelum launching KDMP, progam ini akan menjadi bagian propaganda politik, bukan hanya projek, tapi yang dipaksakan untuk memenuhi hasrat politik jangka pendek.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: