2 hours ago
3
Tim gabungan TNI dan Polri evakuasi enam personel TNI AD Satgas Maleo Kopassus yang terkepung di belakang Pos Satgas Maleo di Kampung Pirip, Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan, pada Selasa (16/9/2025) sore. ANTARA/HO-Humas Satgas Damai Cartenz
FAJAR.CO.ID -- Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan mencekam akibat kerusuhan yang disebabkan ujaran rasisme antarsiswa di SMAN 1 Yalimo. Korban sipil pun berjatuhan. Nasir Daeng Mappa (44 tahun) dan anaknya, Arsya Dafa (9) tewas di dalam mobil yang dibakar saat kerusuhan.
Dilansir dari ANTARA, seorang anak lainnya, Atifa (10) mengalami luka sayatan di leher, sedangkan pelajar Papua Sadrak Yohame meninggal akibat luka tembak.
“Korban sipil turut berjatuhan. Nasir Daeng Mappa dan anaknya, Arsya Dafa, meninggal dunia karena terbakar di dalam mobil,” kata Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani, Kamis (18/9).
Belum jelas detail peristiwa tewasnya Nasir dan anaknya itu, termasuk apa pemicunya.
Tim gabungan TNI dan Polri juga berhasil mengevakuasi enam personel TNI Angkatan Darat Satgas Maleo Kopassus yang terkepung di belakang Pos Satgas Maleo di Kampung Pirip, Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan.
Kepala Operasi Damai Cartenz Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani dalam keterangan tertulis di Sentani, Kamis (18/9), mengatakan enam personel TNI itu diselamatkan pada Selasa (16/9) pukul 18.16 WIT. Mereka langsung dibawa ke Mapolres Yalimo untuk mendapat pertolongan medis.
Akibat pengepungan itu, diketahui bahwa tiga personel mengalami luka parah, yakni Sertu Nando Manurung, Sertu Kantum, dan Letda Inf Supardi. "Mereka kini menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Er Dabi di Yalimo," katanya.
Menurut Faizal, evakuasi dilakukan mulai pukul 17.26 WIT dengan mengerahkan tiga unit kendaraan roda enam dan tiga kendaraan roda empat. Operasi itu dipimpin Ipda Abdul Azis dari Satuan Brimob Polda Papua bersama personel TNI dan Polres Yalimo.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
