
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDI Perjuangan, Ferdinand Hutahaean, menyebut langkah Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, yang mewajibkan pencampuran BBM dengan etanol bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan.
Dikatakan Ferdinand, kebijakan tersebut sudah lazim diterapkan di berbagai negara.
Ferdinand menjelaskan bahwa pencampuran etanol ke dalam bensin merupakan praktik umum dalam industri energi global.
Ia menekankan, Indonesia bahkan telah lebih dulu menerapkan konsep serupa melalui campuran Fatty Acid Methyl Ester (FAME) pada bahan bakar solar.
"Campuran etanol terhadap BBM itu adalah hal yang biasa di seluruh dunia. Tidak bermasalah. Bahkan kita itu sudah melakukan campuran FAME terhadap solar,” ujar Ferdinand kepada fajar.co.id, Kamis (9/10/2025).
Ferdinand menambahkan bahwa saat ini Indonesia sudah mencapai 40 persen campuran FAME ke dalam solar.
Sementara etanol, kata dia, merupakan campuran untuk bensin yang memiliki prinsip serupa.
"FAME itu campuran untuk solar, etanol itu campuran untuk bensin. Jadi tidak ada bedanya,” tegasnya.
Ia menilai kebijakan Bahlil tidak menimbulkan persoalan teknis maupun risiko terhadap kendaraan bermotor.
“Jadi yang disampaikan Bahlil itu sebetulnya tidak ada masalah. Aman-aman saja kok," Ferdinand menuturkan.
"Apalagi mobil produk-produk terbaru sekarang itu sudah kompatibel dengan BBM campuran etanol sampai dengan 10 persen,” tambahnya.
Ferdinand juga menegaskan bahwa kebijakan pencampuran BBM dengan etanol bukan hal baru, karena sudah lama diterapkan di berbagai negara besar.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: