
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Guru Besar Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Profesor Ryaas Rasyid menyebut DPR RI tidak lagi mewakili rakyat. Tapi perpanjangan tangan partai politik.
“DPR RI lebih banyak berfungsi sebagai perpanjangan tangan partai politik. Atau publik menilai bahwa para anggota itu sebenarnya cuma kaki tangan partai politik,” kata Muhammad Rias dikutip dari YouTube Forum Keadilan TV, Sabtu (6/9/2025).
Alih-alih loyal pada rakyat. Ia mengatakan DPR hanya taat pada ketua partai.
“Mereka taat pada ketua partai. Jadi pemegang kewenangan itu justru di partai atau pimpinan partai,” ujarnya.
“Ketika cuma melaksanakan itu. Dan itu yang kemudian berpengaruh ke kinerja mereka,” tambahnya.
Menurutnya, DPR sulit memperjuangkan kepentingan rakyat. Tidak bisa lagi seperti dulu.
“Mereka tidak bisa. Kalaupun itu ada perjuangan untuk kepentingan rakyat, tidak bisa mereka seperti dulu,” terangnya.
Pada dasarnya, ia mengatakan para anggota DPR mengikuti pimpinan partainya. Kesepakatan dibuat di luar gedung DPR.
“Jadi belum lagi dengan adanya koalisi-koalisi itu. Iya. Seolah kalau sudah ada koalisi sepakat itu, DPR sudah melaksanakan,” jelasnya.
“Mereka cuma melaksanakan konsensus-konsensus di luar yang telah disepakati oleh para pimpinan partai,” sambungnya.
Karenanya, ia mengatakan nuansa keterwakilan rakyat menjadi kabut. Tidak bisa bebas menyerap aspirasi.
“Jadi nuansa keterwakilan rakyat di DPR itu menjadi kabur. Ya, mereka tidak bisa secara bebas menyerap aspirasi rakyat, karena aspirasi yang mereka tonjolkan itu adalah partai,” ucapnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: