
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Pangi Syarwi melontarkan kritik tajam terhadap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait kebijakan kenaikan tunjangan pejabat yang belakangan menuai polemik.
Dikatakan Pangi, salah satu alasan mengapa Sri Mulyani bertahan lama di jabatan strategis ini adalah kemampuannya mengakomodasi kepentingan elite.
“Kenapa Sri Mulyani bisa menjadi Menteri seumur hidup? Sederhana saja, dia bisa melakukan finishing tax, melayani semua pejabat,” ujar Pangi dikutip pada Kamis (4/9/2025).
Ia menilai kebijakan kenaikan tunjangan dan gaji pejabat membuat para pejabat kehilangan kepekaan sosial.
“Dinaikkan semua tunjangan, semua gaji pejabat, sehingga pejabat tidak sense of politics, nggak menyatu dengan rakyat. Itu yang terjadi hari ini,” tegasnya.
Pangi juga menyinggung pernyataan DPR yang mengaku kaget dengan adanya tunjangan Rp50 juta yang ramai diberitakan.
“Faktanya DPR kemarin konferensi pers mengatakan kami nggak ngerti tunjangan Rp50 juta. Ini tiba-tiba datang ke kami, itu kan nggak masuk akal kalau DPR nggak ngerti keputusan itu,” ungkapnya.
Pangi bilang, jika DPR mengklaim tidak tahu, itu menimbulkan tanda tanya besar.
“Diputuskan oleh pemerintah, nah itu konfirmasi ke DPR-nya, dia bilang tiba-tiba datang Rp50 juta itu," kuncinya.
Sebelumnya, massa pengunjuk rasa betul-betul muak dengan kebijakan pemerintah. Setelah menghancurkan rumah Ahmad Sahroni, Uya Kuya, hingga Eko Patrio, kini rumah Menteri Keuangan, Sri Mulyani, juga menjadi sasaran.
Tidak menutup kemungkinan, rumah-rumahan pejabat yang sering mengeluarkan statement kontraversial juga bakal menjadi sasaran amukan massa.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: