
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Anggota DPD RI asal Bali, Niluh Djelantik, menegaskan penolakannya terhadap rencana pengoperasian kapal pesiar di kawasan Danau Batur, Bangli.
Ia menilai proyek tersebut berpotensi merusak alam dan menodai kesucian kawasan yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat.
Niluh meminta pemerintah daerah dan legislatif Bangli untuk menghentikan rencana tersebut sebelum menimbulkan dampak sosial dan ekologis yang lebih besar.
"Jangan sampai Dewi Danu murka. Pemkab dan DPRD Bangli sebaiknya hentikan rencana operasional kapal pesiar di Danau Batur,” ujar Niluh di trheads (10/10/2025).
Ia juga mengkritik langkah pemerintah daerah yang dinilai terlalu sering menggelar forum diskusi tanpa hasil konkret.
"Tidak perlu FGD-FGD yang hanya menghabiskan uang pajak rakyat,” sebutnya.
Niluh menegaskan, masih banyak cara lain yang bisa ditempuh untuk meningkatkan pendapatan daerah tanpa mengorbankan keseimbangan alam dan nilai spiritual masyarakat Bali.
“Masih banyak cara lain untuk dapatkan pemasukan daerah tanpa merusak alam dan kesucian kawasan Danau Batur,” tandasnya.
Sebelumnya, Komisi II DPRD Bangli menggelar rapat kerja bersama Perseroda Bhukti Mukti Bhakti (BMB), perusahaan daerah milik Pemkab Bangli, pada Kamis (9/10/2025).
Rapat tersebut membahas rencana investasi dari PT GMS Invest International, perusahaan asal Korea, yang berniat mengembangkan sektor pariwisata di kawasan Danau Batur, Kecamatan Kintamani.
Salah satu rencana yang menjadi perhatian publik adalah proyek kapal pesiar di Danau Batur, yang selama ini dikenal sebagai kawasan suci bagi masyarakat Bali.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: