
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Insiden pencabutan akses peliputan jurnalis televisi CNN Indonesia, Diana Valencia setelah bertanya soal kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada Presiden Prabowo Subianto memantik perhatian publik atas dibatasinya keterbukaan informasi dan kebebasan pers.
Jurnalis senior Najwa Shihab sejatinya pernah menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto tidak pernah membatasi pertanyaan dari para jurnalis.
Dalam rekaman video yang beredar luas, Najwa pengalamannya setelah beberapa momen diundang Presiden Prabowo untuk berdiskusi. Menurutnya tidak ada aturan khusus yang membatasi pertanyaan.
Untuk diketahui, pertemuan itu berlangsung pada April 2025 lalu. Ketika Presiden Prabowo Subianto menerima tujuh pemimpin redaksi media di kediamannya di Hambalang, Jawa Barat.
“Rekaman mulai dari jam 9 pagi sampai hampir jam 1 siang, dan pertanyaan yang diajukan beragam,” kata Najwa dikutip pada Senin (29/9/2025).
Ia juga menekankan bahwa sejak awal memang tidak ada larangan topik apa pun yang boleh ditanyakan kepada Kepala Negara.
“Dan yang menarik adalah sejak awal memang tidak pernah ada batasan mau bertanya apa. Silakan saja,” ungkapnya.
Kata Najwa, yang diatur dalam forum tersebut hanyalah soal teknis pelaksanaan.
“Jadi yang diatur hanya kurang lebih mekanisme formatnya,” tandasnya.
Diketahui, Biro Pers Sekretariat Presiden menyampaikan permohonan maaf dan sepakat mengembalikan kartu identitas (ID) liputan khusus kegiatan Presiden terhadap wartawan CNN Indonesia bernama Diana Valencia, usai melakukan pencabutan ID Pers tersebut.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: