Marak PSK di IKN, Ketua MUI: Jangan Sampai Proyek Itu Jadi Ibu Kota ‘Neraka’

1 day ago 7
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis

FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis angkat suara. Terkait Pekerja Seks Komersial (PSK) yang marak di Ibu Kotq Nusantara (IKN).

Menurut Cholil, proyek tersebut bukan hanya rugi uang. Tapi juga rugi moral.

“Ya Allah… Astaghfirullah… nambah menyuburkan malapetaka. Ini proyek rugi uang dan rugi moral,” kata Chlil dikutip dari unggahannya di X, Rabu (9/7/2025).

Ia pun meminta pemerintah menjaga IKB. Sekalipun kawasan tersebut tak akan dijadikan ibu kota.

“Mohon pemerintah, IKN itu dijaga dengan baik dan pemanfaatannya yang maksimal meski tak ada lagi rencana menjadi ibu kota,” ujarnya.

“Jangan sampai proyek itu jadi Ibu Kota “neraka”,” tambah Cholil.

Adapun PSK yang marak di IKN dikonfirmasi Kepala Satpol PP Kabupaten Penajam Paser Utara, Bagenda Ali, mengonfirmasi bahwa sejak awal 2025 hingga Juni, pihaknya telah mengamankan 64 perempuan.

Mereka terjaring dalam serangkaian razia yang menyasar praktik prostitusi, baik secara daring maupun langsung.

“Sebagian besar pelaku merupakan pendatang dari luar daerah. Seperti Bandung, Makassar, Balikpapan, Samarinda, hingga Yogyakarta,” ujar Ali, Rabu (9/7) seperti dilansir dari Antara.

Tarif jasa yang ditawarkan para pekerja seks komersial (PSK) ini bervariasi. Harga sekali kencan berkisar antara Rp400 ribu hingga Rp700 ribu. Ini belum termasuk biaya sewa penginapan yang rata-rata mencapai Rp300 ribu per malam.

Menurut Ali, praktik prostitusi di sekitar IKN didominasi model daring. Para PSK memanfaatkan media sosial dan aplikasi perpesanan instan untuk menjaring pelanggan. Mereka biasanya menyewa kamar harian dan berpindah-pindah lokasi guna menghindari pantauan petugas.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |