Mangrove Wonorejo Terjerat Sampah Plastik 800 Kilogram, Aktivis Lingkungan: Pantai Timur Surabaya Butuh Pagar Laut

5 hours ago 6
Sejumlah aktivis lingkungan memamerkan sampah plastik dan ajakan menjaga kelestarian bumi.

Fajar.co.id, Surabaya – Memperingati hari mangrove sedunia dan hari sungai, Yayasan Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton Foundation) bersama dengan komunitas Marapaima menggelar aksi penyelamatan mangrove dari jeratan sampah plastik dan brand audit di kawasan pesisir mangrove wonorejo Kota Surabaya (26/7) dan bersih-bersih sampah plastik di sumber mendit Malang pada Minggu (27/7/2025).

Aksi ini diikuti 25 orang dan berhasil mengevakuasi 800 kilogram sampah plastik yang menyangkut di akar dan batang pohon mangrove.

Temuan Pencemaran di Ekosistem Mangrove Wonorejo Surabaya:

  1. Banyak pohon mangrove yang terjerat Sampah Plastik, di kawasan Mangrove Wonorejo Surabaya, banyak pohon mangrove ditemukan terjerat sampah plastik yang menyangkut di akar dan batangnya. Kondisi ini menghambat pertumbuhan tanaman dan mengancam keseimbangan ekosistem pesisir.
  2. Program pengurangan sampah plastik sebanyak 70% terbukti gagal karena yang bocor dari DAS Brantas menyebabkan kematian pohon. Target pengurangan sampah plastik sebesar 70% sesuai Perpres No.83/2018 tentang penanganan sampah laut tidak tercapai akibat kebocoran sampah dari DAS Brantas yang terus mengalir ke wilayah pesisir. Sampah ini menyebabkan stres pada tanaman dan berujung pada kematian sejumlah pohon mangrove.
  3. Sampah didominasi oleh kresek, styrofoam, sedotan dan sachet, hasil audit sampah menunjukkan dominasi sampah plastik unbrand (kresek, sedotan, styrofam) 55%. Kemudian untuk sampah plastik brand berasal dari produsen besar seperti Unilever 15%, Wings 10%, Indofood 8%, Mayora 7%, dan Garuda Food 5%

Daur Ulang Bukan Solusi Utama Penyelesaian Sampah Plastik di Mangrove

Temuan sampah plastik yang menjerat mangrove di pantai timur Surabaya, semakin memperkuat fakta bahwa berdasarkan laporan dari OECD 2022 hanya sekitar 9% dari total sampah plastik global yang benar-benar berhasil didaur ulang. Sisanya, sebagian besar berakhir di TPA, dibakar, mencemari ekosistem laut dan darat. Rendahnya tingkat daur ulang plastik disebabkan oleh tidak semua jenis plastik dapat didaur, terutama kemasan multilayer seperti saset.

“Setelah melihat kondisi mangrove di pesisir timur pantai Surabaya, kami menegaskan bahwa meskipun plastik yang dapat didaur ulang seperti PET sering terkontaminasi, sehingga akhirnya dibuang. Sementara itu, produksi plastik sekali pakai terus meningkat, sedangkan infrastruktur daur ulang tak mampu mengimbanginya, menjadikan daur ulang hanya solusi semu tanpa pengurangan konsumsi,” ujar Alaika Rahmatullah Koordinator Audit Sampah Ecoton melalui keterangan tertulisnya kepada fajar.co.id.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |