Makan Gratis Bukannya Bergizi Tapi Beracun, Chusnul Chotimah: Mereka ke Sekolah untuk Pintar Bukan untuk Diracun

2 hours ago 2
Ilustrasi tangkapan layar - X

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Kasus keracunan massal siswa di berbagai daerah atas program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih terulang hingga saat ini. Upaya perbaikan yang dilakukan pemerintah tampaknya belum juga mengakhiri kejadian serupa tersebut.

Terbaru adalah kasus keracunan massal di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah.

Dilaporkan, sebanyak 157 siswa dari tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK di wilayah Kota Salakan, mengalami keracunan massal usai mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (17/9/2025).

Kasus keracunan massal siswa akibat mengonsumsi MBG tersebut semakin banyak orang tua dibuat resah. Mereka khawatir keselamatan jiwa anaknya karena makanan yang diberikan bukannya bergizi, tapi justru beracun.

Karena itu, pemerintah diminta melakukan evaluasi total program tersebut, terutama terkait proses penyediaan makanan. Ada baiknya pengolahan makanan ini melibatkan banyak pihak sehingga makanan yang disediakan lebih terjamin.

Misalnya saja, setiap penyedia makanan cukup menyediakan 500 atau maksimal 1.000 paket makanan. Tidak seperti sekarang dimana satu penyedia makanan harus mencover hingga 4.000 paket MBG.

Merespons kejadian berulang tersebut, pegiat media sosial, Chusnul Chotimah angkat suara. Dia merasa miris menyaksikan para siswa terkapar karena keracunan makanan. Dia membayangkan betapa sedih dan khawatirnya orang tua yang anaknya mengalami keracunan akibat makanan gratis yang diklaim bergizi itu.

"Orang tua mana yang ga sedih lihat anaknya seperti ini. Mereka ke sekolah untuk pintar bukan untuk diracun," kata Chusnul Chotimah di akun media sosialnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |