
FAJAR.CO.ID, PALU -- Program makan bergizi gratis (MBG) perlu mendapat perhatian serius pemerintah terutama Presiden Prabowo Subianto. Hal itu menyusul maraknya kasus keracunan massal akibat mengonsumsi makanan yang disajikan.
Selain banyak mengakibatkan keracunan massal, program MBG itu juga terkesan mubassir. Pasalnya makanan yang disajikan kepada siswa banyak yang sudah tidak layak konsumsi ketika sampai di tangan siswa, sehingga tidak jarang makanan tersebut tidak dikonsumsi sama sekali.
Makanan yang basi ketika sampai di tangan siswa itu karena diduga proses pengolahan makanan tersebut dilakukan sehari sebelum disalurkan. Bukan makanan yang dimasak pada hari yang sama.
Terkait kasus keracunan makanan itu, Badan Gizi Nasional (BGN) bahkan turun langsung meninjau penanganan pasien atau siswa yang diduga keracunan makanan program MBG, yang dirawat di RSUD Trikora Salakan, Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah.
Tim BGN didampingi pihak RSUD Trikora dan pemerintah daerah setempat melakukan peninjauan pasien. Tim dokter perbantuan dari RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo juga didatangkan langsung dari Makassar pada Sabtu (20/9).
"Pihak rumah sakit telah memberikan penanganan maksimal dengan memberikan obat serta penanganan medis lainnya sesuai dengan gejala yang dialami masing-masing korban," kata Direktur RSUD Trikora Feldy Deki dalam keterangannya di Palu, seperti dilaporkan Antara pada Minggu (21/9).
Dia menjelaskan bahwa hingga Sabtu (20/9) tercatat sebanyak 335 pasien dirawat sejak kasus pertama diduga keracunan MBG itu masuk pada Rabu (17/9). Dari jumlah tersebut, 301 pasien sudah pulih dan dipulangkan, sementara 34 pasien masih dirawat karena gejala seperti sesak napas serta kram pada otot dada dan tangan.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: