Kampus Abal-abal di Singapura Nilai Jeblok Pun Dapat Ijazah, Meilanie: Main Playstation Sambil Nyabu Lulus

3 weeks ago 34
Ilustrasi. (int)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Dosen IPB University, Meilanie Buitenzorgy, blak-blakan bercerita tentang sistem pendidikan luar negeri, khususnya yang berbasis British seperti di Singapura.

Ia menyebut, model pendidikan ini membuka celah besar bagi sekolah-sekolah abal-abal untuk meluluskan mahasiswa tanpa standar ketat.

“Dalam sistem pendidikan British yang dianut Singapura, setiap siswa pasti dapat ijazah SMP (O-level atau N-level) walaupun nilai-nilainya jeblok," ujar Meilanie di akun Facebook pribadinya dikutip Selasa (30/9/2035).

"Berbeda dengan Indonesia, yang mewajibkan lulus semua mata pelajaran untuk bisa dapat ijazah," tambahnya.

Dikatakan Meilanie, kondisi itu membuat banyak orangtua pejabat mudah mengirim anak bermasalah ke luar negeri untuk tetap memperoleh ijazah, bahkan jika prestasinya rendah.

"Ijazah SMP bernilai jeblok pun bisa dipakai masuk kuliah di kampus abal-abal. Apalagi universitas yang dikenal sebagai Pasti Lulus,” tegasnya.

Meilanie menggambarkan, di kampus-kampus semacam itu mahasiswa tak perlu bersusah payah belajar.

"Tinggal main playstation sambil nyabu pun bisa dapat ijazah Bachelor of Science in Marketing,” timpalnya.

Ia mengutip penjelasan akademisi di Inggris asal Indonesia, Prof. Surya Mahdi, yang menyebut perusahaan-perusahaan di Inggris tidak hanya melihat ijazah S1 saat merekrut pekerja.

"Ijazah SMA (A-level) dan SMP (O-level) juga diminta, untuk memastikan ijazah S1 bukan keluaran kampus abal-abal," Meilanie menuturkan.

Dari situ, ia menyinggung Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang selama ini hanya menonjolkan ijazah S1 luar negeri.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |