Kamboja dan Thailand Disebut Siap Sepakati Gencatan Senjata, Trump Beri Ancaman Jika Kedua Negara Masih Bertikai

8 hours ago 6
Warga mengungsi di Thailand, menyusul bentrokan di perbatasan Thailand-Kamboja pada 24 Juli 2025. ANTARA/Xinhua.

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Bentrok bersenjata antara Thailand dan Kamboja telah memasuki hari ketiga, dengan total korban tewas tercatat 32 orang dan lebih dari 130 lainnya mengalami luka-luka.

Konflik tersebut dipicu oleh insiden ledakan ranjau di perbatasan yang melukai lima tentara Thailand. Pertempuran menyebar dari wilayah kuil yang lama diperebutkan hingga ke lahan-lahan pertanian di sepanjang garis perbatasan.

Amerika Serikat juga turut memantau bentrokan tersebut. Bahkan, Presiden Donald Trump mengklaim telah berbicara langsung dengan para pemimpin Kamboja dan Thailand untuk mendorong dihentikannya konflik bersenjata di perbatasan kedua negara.

Klaim tersebut disampaikan saat Trump sedang berada di Skotlandia dalam rangka perjalanan golf, tepatnya di resor Turnberry miliknya.

"Baru saja berbicara dengan Perdana Menteri Kamboja terkait penghentian Perang dengan Thailand," tulis Trump melalui unggahan di platform Truth Social pada hari Sabtu, dikutip dari Aljazeera, Minggu (27/7).

Tak lama kemudian, ia melanjutkan dalam unggahan terpisah. "Saya baru saja berbicara dengan Penjabat Perdana Menteri Thailand, dan percakapannya sangat baik."

Trump mengklaim bahwa kedua negara menginginkan de-eskalasi konflik yang sudah memanas tersebut. Thailand, seperti Kamboja, menginginkan gencatan senjata dan perdamaian segera.

“Saya sekarang akan menyampaikan pesan itu kembali kepada Perdana Menteri Kamboja. Setelah berbicara dengan kedua belah pihak, gencatan senjata, perdamaian, dan kesejahteraan tampaknya menjadi sesuatu yang wajar. Kita lihat saja nanti!" ucapnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |