
FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Islah Bahrawi, merespons Polda Jawa Timur (Jatim) yang menyita buku pemikiran Karl Marx karya Franz Magnis Suseno dari tersangka kerusuhan.
Dikatakan Islah, tindakan dari Polda Jatim tersebut tidak tepat dan terkesan berlebihan.
Islah mengutip pernyataan filsuf Jerman, Heinrich Heine, yang menyamakan tindakan membakar buku dengan membakar manusia.
Menurutnya, pemberangusan literatur sama saja dengan pemberangusan manusia.
“Kata Heinrich Heine, membakar buku sama seperti membakar manusia. Memberangus buku, memberangus manusia,” ujar Islah di X @islah_bahrawi (21/9/2025).
Ia bahkan menyindir bahwa jika konsep pemolisian seperti itu diterapkan, maka koleksi pribadinya pun bisa ikut disita.
"Kalau pemolisian itu begini konsepnya, buku-buku di rumah saya bakal banyak disita," imbuhnya.
Islah mengaku menyimpan banyak literatur kiri, mulai dari komunisme, anarkisme, hingga buku-buku ateisme.
“Ada banyak koleksi buku kiri seperti komunisme, anarkisme, bahkan buku-buku ateisme,” sesalnya.
Sebelumnya, Polda Jawa Timur menyita sejumlah barang dari tersangka kerusuhan berinisial GLM (24).
Barang yang diamankan antara lain buku Pemikiran Karl Marx karya Franz Magnis Suseno, Anarkisme karya Emma Goldman, hingga Kisah Para Diktator karya Jules Archer.
Kabid Humas Polda Jatim, Komisaris Besar Abraham, menjelaskan pada Sabtu (20/9/2025) bahwa penyidik memiliki kewajiban mengumpulkan alat bukti yang cukup untuk membuktikan tindak pidana yang dilakukan tersangka.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: