Eks Intelijen: Polisi Menggunakan Standar Ganda Agar Chaos

5 hours ago 3
Mantan Intelijen Negara Kolonel (Purn), Sri Radjasa

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Mantan Intelijen Negara Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra menyebut pihak kepolisian sengaja membiarkan situasi menjadi chaos.

“Karena polisi juga dikendalikan oleh satu kekuatan, maka polisi menggunakan standar ganda. Satu sisi represif, di satu sisi membiarkan situasi agar chaos,” kata Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra, dikutip Kanal YouTube Forum Keadilan TV, Sabtu, (6/9/2025). 

“Dia (polisi) represif juga agar chaos, kemudian terjadi pembakaran oleh massa ini juga dalam rangka situasi chaos,” tambahnya.

Dia menyebut pengendali demo adalah Geng Solo. Melihat saat demo dibegal, ada YouTuber Nusantara, Cokro TV, dan Laskar Cinta Jokowi. 

Bahkan kata dia sebelum kejadian ini, mereka sudah mempropagandakan untuk demo. Dia memberi penjelasan mengapa ia berani menyebut Riza Chalid dan Geng Solo di balik kerusuhan yang terjadi.

Hal itu kata dia tak terlepas dari kasus Pertamina yang telah dibongkar saat Prabowo Subianto menjabat. Dimana dalam kasus itu juga merupakan kekeliruan dalam kebijakan pemerintah.

Pengungkapan kasus Pertamina yang kemudian membuat Riza Chalid tersangka hingga berstatus DPO membuat Geng Solo dan Riza Chalid cemas.

“Kita tahu bahwa korupsi Pertamina adalah korupsi kebijakan yang dibiarkan sekian lama, dimana Godfather nya adalah Riza Chalid. Ini tidak terlepas dari kepemimpinan Jokowi saat itu. Disitu juga ada Erick Thohir. Inikan sebuah kecemasan bersama,” jelasnya.

“Ketika Prabowo mulai mengusik kepentingan mereka. Saat ini Riza Chalid juga berkepentingan. Dan saya yakin kubu Geng Solo juga sekarang menagih janji. Artinya gini, dukung, bantu. Ini menjadi satu sistem yang sedang berjalan,” lanjutnya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |