
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah bersama Badan Gizi Nasional (BGN) dan Komisi IX DPR RI menegaskan, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak bisa dipandang sekadar bantuan makanan.
Program ini disebut sebagai langkah strategis negara untuk memutus rantai stunting sekaligus menyiapkan generasi Indonesia yang sehat dan unggul di masa depan.
Di tengah polemik yang terjadi seputar berjalannya program unggulan tersebut, anggota Komisi IX DPR RI Ashabul Kahfi, terus melakukan sosialisasi.
Seperti baru-baru ini, Ashabul melakukan sosialisasi bersama perwakilan BGN Adib Alfikry, dan akademisi UIN Alauddin Makassar, Syamsul Tomar.
“Program MBG adalah investasi masa depan bangsa. Jika gizi anak sejak dini tidak terpenuhi, kita sedang mempertaruhkan kualitas SDM Indonesia," ujar Ashabul kepada awak media, Rabu (17/9/2025).
"Ini bukan lagi isu kesehatan, tapi isu peradaban,” tambahnya.
Ia menambahkan, kualitas pangan dan gizi merupakan fondasi dalam menciptakan sumber daya manusia unggul.
Program MBG, menurutnya, sejalan dengan visi Indonesia 2045 yang menargetkan lahirnya generasi emas yang mampu membawa Indonesia masuk ke jajaran negara maju.
Di sisi lain, perwakilan BGN, Adib Alfikry menekankan manfaat ekonomi yang ikut lahir dari program tersebut.
Hingga September 2025, tercatat ada 51 Sentra Produksi Pangan Gizi (SPPG) yang beroperasi di Kota Makassar.
SPPG menjadi bagian vital dalam pelaksanaan MBG karena menyiapkan makanan yang disalurkan ke penerima manfaat.
“SPPG bukan hanya dapur gizi, tapi juga mesin penggerak ekonomi rakyat. Pelaku usaha lokal, petani, hingga UMKM pangan kita libatkan agar perputaran ekonomi tetap hidup,” tukasnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: