
FAJAR.CO.ID -- Isu pemecatan besar-besaran menerpa PT Gudang Garam Tbk. Banyak yang mempertanyakan nasib produsen rokok terbesar yang berusia 67 tahun itu, akankah bernasib sama dan menyusul Sritex yang sudah lebih dahulu bangkrut?
Seiring banyaknya perusahaan yang tutup maupun kolaps alias bangkrut, janji pemerintah untuk menyediakan 19 juta lapangan kerja pun terus ditagih. Betapa tidak, alih-alih terus membuka lapangan kerja yang luas mencapai 19 juta, lapangan kerja yang ada justru banyak yang tutup.
Berbagai platform media sosial menayangkan video yang memperlihatkan staf perusahaan PT Gudang Garam Tbk yang saling berpamitan. Video ini menimbulkan spekulasi tentang kondisi finansial perusahaan rokok kretek terbesar kedua di Indonesia itu.
Hingga saat ini, kabar tersebut masih belum dipastikan kebenarannya, karena manajemen Gudang Garam belum memberi pernyataan resmi lengkap sekitar hal itu.
Presiden Partai Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengatakan isu ambruknya bisnis rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang telah beroperasi sejak 1958 harus dimaknai secara mendalam.
Menurutnya, melemahnya bisnis rokok dipicu pelemahan daya beli yang berlangsung setahun lebih. Bahkan nyaris 2 tahun.
Said Iqbal mengatakan, perusahaan bermodal besar tak akan kuat jika harus menghadapi pelemahan daya beli dalam jangka lama. Perusahaan sebesar Gudang Garam yang telah berusia puluhan tahun pun juga akan tumbang menghadapi pelemahan daya beli dalam jangka waktu lama.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: