Proyek Kartu Prakerja Era Jokowi Habiskan Puluhan Triliun Disebut Tanpa Hasil, Bagaimana dengan MBG?

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Masih ingat salah satu janji kampanye Jokowi yang ikut mengantarkannya memenangkan kontestasi Pilpres 2019 lalu. Namanya kartu prakerja.

Proyek ini disebut menghabiskan anggaran nyaris Rp60 triliun selama lima tahun kepemimpinan periode kedua Jokowi. Lalu bagaimana hasilnya.

Hal itu dibahas penulis kondang Indonesia, Tere Liye, melalui akun media sosialnya.

Dia menyajikan gambar yang disebutnya Bangkai Proyek. "Berapa total anggaran kartu prakerja sejak tahun 2020? Nyaris 60 triliun. Berapa penerima pelatihannya? 17 juta orang," tulis Tere Liye, mengawali analisisnya.

"Ya Rabbi, jika 2% saja pesertanya betulan berhasil, maka ada 340.000 orang yang benar-benar bisa jadi pekerja berkualitas, pengusaha UMKM tahan banting, atau apalah kek. Lantas ke mana orang-orang ini? Apa sih hasilnya?," tanya pria yang juga alumni Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Indonesia (UI) itu.

Sampai detik ini, dia mengaku bingung, untuk program pemerintah yang katanya nyaris sempurna (menurut survei-survei) yang katanya pesertanya merasa sangat bermanfaat, sangat menambah skill, mana hasil program ini?

"Lihatlah akun instagram resmi kartu prakerja, jadi 'bangkai' di dunia maya. Tidak ada lagi postingan baru sejak Desember 2024," beber Tere Liye.

Menghilang semua orang-orangnya. Karena duh, kasihan memang, begitulah jika hidup dari proyek. Proyeknya ada, jalan terus deh, bergaya, sok keren, sok bermanfaat. Jika proyeknya hilang?

"Nah, kabar buruknya. Aduh. Tahun 2034, sampai berjumpa saat kita membahas MBG. Asumsi presiden terpilih 2 periode; maka 10 tahun berlalu, estimasi dana MBG tidak akan kurang dari 2.000 triliun. Apa hasilnya? Apakah kualitas pendidikan anak-anak kita membaik? Apakah skor PISA Indonesia naik? Apakah SDM Indonesia meningkat?," sindir Tere Liye.