Mentan Amran Sulaiman Curigai Mafia Beras di Cipinang: Ini Bisa Jadi Sabotase Pemerintah

1 day ago 9
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberi keterangan pers di Jakarta, Rabu (4/6/2025). ANTARA/Harianto Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberi keterangan pers di Jakarta, Rabu (4/6/2025). ANTARA/Harianto

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Satgas Pangan Mabes Polri tengah menyelidiki dugaan adanya praktik mafia beras di kawasan Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur.

Investigasi ini dilakukan setelah muncul kejanggalan dalam distribusi beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), yang tercatat mengeluarkan hingga 11.410 ton beras hanya dalam satu hari pada 28 Mei 2025.

Temuan ini mencuat setelah para pedagang melaporkan berkurangnya pasokan dan naiknya harga beras, padahal pemerintah menyatakan stok nasional masih dalam kondisi aman.

“Masuk akal enggak, ini 11 ribu keluar satu hari? Satgas Pangan sudah turun, alasannya katanya salah hitung, koreksi, macam-macam alasannya,” kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, dikutip Kamis (5/6/2025).

Menurut data Kementerian Pertanian, stok beras di Food Station Tjipinang selama 2024 hingga 2025 terus bertambah hingga mencapai angka 50 ribu ton. Namun distribusi yang biasanya hanya 2.000–3.000 ton per hari tiba-tiba melonjak tajam, yang membuat pemerintah mencurigai adanya praktik manipulasi.

“Kemarin begitu mengatakan (harga beras) naik, aku cek. Sekarang tidak ada lagi alasan. Dulu ada alasannya, kalau stok Bulog kurang, impor. Apa mau minta impor dengan kondisi kita stok 4 juta ton?” ujarnya.

Amran juga mengungkap bahwa beras yang dikeluarkan diduga digunakan untuk dicampur dengan beras lokal (blending), lalu dijual dengan harga yang lebih tinggi di pasaran.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |