Herwin Sudikta: Korupsi Kuota Haji Jadi Buktinya Kerakusan Pejabat

1 week ago 15
Herwin Sudikta.

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat Medsos, Herwin Sudikta, menyebut bahwa dugaan korupsi kuota haji yang saat ini dibongkar KPK memberikan sinyal kepada publik.

Dikatakan Herwin, sinyal yang dimaksud itu bahwa pejabat yang diberikan amanah tidak pernah merasa puas dengan pendapatan yang mereka peroleh.

"Korupsi kuota haji membuktikan satu hal, kerakusan pejabat tidak mengenal batas," ujar Herwin kepada fajar.co.id, Minggu (24/8/2025).

Blak-blakan, Herwin mengungkap contoh kerakusan beberapa oknum pejabat di Indonesia. Khususnya bekas Menag, Yaqut Cholil Qoumas.

"Bansos, proyek infrastruktur, bahkan perjalanan suci ke tanah suci pun bisa dijadikan bancakan," imbuhnya.

"Ketika ibadah pun dijadikan komoditas, moral negara ini benar-benar sudah runtuh," tandasnya.

Sebelumnya, Juru bicara (Jubir) KPK, Budi Prasetyo mencatat, sebanyak 8.400 kuota haji reguler justru dialihkan ke haji khusus.

“Ada 8.400 kuota yang digeser ya kan dari yang seharusnya reguler ke khusus ya,” kata Jubir KPK Budi Prasetyo dikutip pada Rabu (20/8/2025).

Budi menjelaskan, seharusnya jemaah reguler mendapatkan 18.400 kuota atau sekitar 92 persen dari tambahan kuota.

Namun kenyataannya, pembagian justru dipatok 50:50 antara haji khusus dan reguler.

Akibat dugaan korupsi tersebut, ribuan jemaah reguler yang seharusnya berangkat pada 2024 terpaksa gagal dan harus kembali menunggu antrean.

“Artinya kuota reguler ini berkurang 8.400 ya di mana 8.400 ini kan bergeser ke kuota khusus ya, artinya ada jemaah-jemaah yang kemudian antreannya juga digeser yang seharusnya berangkat menggunakan kuota reguler di tahun ini misalnya begitu,” Budi menuturkan.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:

Read Entire Article
Situasi Pemerintah | | | |