
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Ahli Epidemiologi sekaligus Pegiat Media Sosial, Dokter Tifauzia Tyassuma baru-baru ini mengunggah pandangan terbaru dalam polemik dugaan ijazah palsu milik Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Lewat cuitannya di X @DokterTifa, ia menuliskan dalam konferensi pers terkait isu ijazah palsu Jokowi, ia menemukan beberapa kejanggalan dan keraguan.
"Matematika bisa digunakan untuk menjawab, apakah Bareskrim ragu-ragu tentang keaslian ijazah, sehingga mereka memberikan kode-kode kepada masyarakat, antara lain: Tampilan foto dari fotokopi ijazah, Diksi "identik", tulis dokter Tifa dilansir X Selasa, (27/5/2025)
Tifa juga menyinggung program wajib yang dilalui Jokowi saat menimba ilmu di bangku perkuliahan.
"KKN di Semester 6, ketidakjelasan cara uji dokumen, dll" jelasnya.
Dengan itu, Tifa meminta agar publik tidak serta merta menyimpulkan, namun mengarahkan ke penjelasan dan pandangan terbarunya dalam menanggapi kasus yang masih terus bergulir.
"Mari kita cermati paparan dr Tifa dengan theorema Bayesian, rumus probabilitas dan hasilnya: taraf kepercayaan pre konpers 70% turun drastis post konpers menjadi 34%!," sambungnya.
Sementara di unggahan YouTube milik dokter Tifa terlampir di X, yang berjudul "Bareskrim Ragu? Dokter Tifa Buktikan Dengan Probabilitas Matematika".
Tifa memberikan penjelasan secara luas terkait beberapa kejanggalan yang ditemukan, salah satunya ketidakpercayaan masyarakat.
"Mencermati konferensi pers Bareskrim tanggal 22 Mei 2024, yang mencengangkan adalah bukan saja taraf ketidakpercayaan publik terhadap keaslian ijazah," ujarnya.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: