
FAJAR.CO.ID, GRESIK -- Pelayanan rumah sakit dan BPJS sedang dikeluhkan sebagian besar warga Gresik, Jawa Timur.
Dilansir dari Facebook GRESIKSUMPEK.ID yang menuliskan kabar tentang meninggalnya 3 anak akibat DBD di Gresik diduga telat dibawa ke rumah sakit karena belum gawat darurat, kini bermunculan kasus lain.
Terbaru, seorang pria 60 tahun dibawa ke rumah sakit tengah malam. Setelah diobservasi, pria itu disuruh pulang subuh karena pengobatannya tidak dijamin. Besoknya pasien asal Gresik Kota itu tak sadarkan diri, dirujuk ke RS oleh Puskesmas, dan meninggal dunia.
Kasus lain, seorang balita demam disertai kejang dan leukosit tinggi juga ditolak pengobatan dengan program jaminan kesehatan nasional (JKN) di IGD rumah sakit swasta di Gresik. Alasannya, kejang demam tidak dicover dan suhu tidak sampai 40 derajat.
Berkaitan dengan penolakan dan sistem rumah sakit, hingga bermunculan keluhan dari pihak keluarga, karena merasakan rumitnya memanfaatkan layanan kesehatan gratis, padahal mereka rutin membayar iuran tiap bulan.
Di sisi lain, sejumlah tenaga kesehatan mengaku juga kesulitan mengakses jaminan kesehatan untuk pasien meski sudah sesuai rujukan.
Ada klaim yang ditolak meski pasien sempat rawat inap. Diagnosa seperti gastritis dan demam berdarah bahkan bisa dinyatakan tidak layar bayar.
BPJS Kesehatan Gresik menjelaskan bahwa 144 diagnosa penyakit tetap ditanggung JKN. Dengan alur, pasien dengan kondisi lain yang menyebabkan gawat darurat dimana hasil diagnosa dokter dapat dirujuk ke RS. Nantinya dokter RS kembali melakukan diagnosa terkait gawat darurat.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: