
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto menyindir pergerakan Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman yang secara terbuka menunjuk dalang di balik kenaikan harga beras.
Lewat akun X pribadinya @giginpraginanto, ia menyebut, bahwa seharusnya Menteri Pertanian mengambil tindakan cepat jika mengetahui sesuatu yang sifatnya mendesak.
"Kalau memang tau karena ada permainan ambil tindakan dong," tulis Gigin Praginanto Rabu (4/6/2025).
Bahkan, Gigin mencurigai bahwa segala pencapaian yang diperlihatkan publik mengandung unsur yang fiktif belaka.
"Jangan-jangan data stok beras yang demikian hebat dan dipertontonkan sebagai prestasi luar biasa sesungguhnya fiktif," sambungnya.
Adapun data terbaru yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan kenaikan harga beras 2,37% secara tahunan di bulan Mei 2025, dan secara bulanan turun tipis 0,01% dibandingkan April 2025.
Meski demikian, harga di tingkat grosir dan eceran mengalami lonjakan, baik secara tahunan maupun bulanan.
Di tingkat grosir, harga beras di bulan Mei 2025 naik 0,05% dan secara tahunan naik 2,07%. Dan di tingkat eceran, harga beras bulan Mei 2025 ternyata sudah lebih mahal 2,46% dibandingkan Mei 2024, dan naik 0,20% dibandingkan April 2024.
Dilain sisi, Angka Tetap Subround I produksi beras nasional, yakni di bulan Januari-April 2025, justru melonjak 26,54% atau 2,94 juta ton menjadi 14,01 juta ton dibanding periode sama tahun 2024 yang tercatat hanya 11,07 juta ton.
Pada 31 Mei 2025, Kementerian Pertanian (Kementan), merilis stok cadangan beras pemerintah (CBP) sudah menembus angka 4 juta ton. Angka ini diklaim sebagai capaian tertinggi sejak Bulog berdiri tahun 1969.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di: